Kelebihan Menerapkan Co-Branding

Kelebihan apa saja sih yang bisa diperoleh perusahaan yang terlibat dalam strategi co-branding ini? Apa saja tujuan perusahaan dalam melakukan co-branding? Berikut ini adalah jawabannya:

 

1. Peningkatan Ekuitas Merek

Setiap perusahaan yang melakukan co-branding agency jakarta tentu ingin brand equity-nya meningkat, yang mana beberapa produk yang dikolaborasi tersebut tentu sudah mempunyai ekuitas merek yang sudah tinggi.

Saat beberapa mereka tersebut disatukan dalam satu produk tertentu, maka tingkat kepercayaan dan seluruh komponen yang membentuk ekuitas merek seperti tingkat image, awareness, dan loyalitas dari konsumen pada produk baru tersebut akan meningkat lebih tinggi lagi.

Ekuitas merek yang tinggi pada produk co-branding ini pada gilirannya akan menyalurkan energinya kembali pada merek yang jadi penyokongnya tersebut. Sehingga, terjadilah peningkatan ekuitas merek dari beberapa merek yang dijadikan aliansi bisnis tersebut.

 

2. Peningkatan Volume Penjualan

Selain mampu meningkatkan ekuitas merek, kelebihan lain dari diterapkannya co-branding adalah mampu meningkatkan penjualan dan profit perusahaan.

Nah, dalam mencapai peningkatan yang tinggi atas penjualan tersebut, beberapa perusahaan yang melakukan co-branding seringkali harus melalui suatu proses yang sederhana dan waktu yang singkat. Tapi, tidak jarang juga proses ini memerlukan waktu yang cenderung lebih lama dan sangat kompleks.

Bisa dikatakan sederhana dan cepat karena pada proses co-branding ini saat diterapkan mampu menghasilkan produk baru yang mampu meningkatkan daya tarik konsumen untuk melakukan pembelian dalam jumlah yang banyak daripada jika merek produk tersebut dipasarkan secara terpisah.

Konsumen akan menilai produk hasil co-branding ini mampu memberikan nilai yang lebih tinggi pada mereka daripada merek produk yang dijual secara terpisah oleh tiap brand.

Selain itu, umumnya konsumen juga merasa bahwa uang yang harus mereka keluarkan juga menjadi lebih murah daripada saat membeli produk tersebut secara terpisah.

Brand dari tiap produk yang melakukan kolaborasi juga sudah sangat dikenal oleh masyarakat, bahkan mereka bisa merasakan manfaatnya. Oleh karena itu, saat brand yang melakukan kolaborasi ini disatukan, maka konsumen akan langsung mampu merasakan keuntungannya secara total.

Disisi lain, co-branding yang memerlukan waktu lama untuk bisa memberikan manfaat pada konsumen umumnya dikarenakan proses penerapannya yang memang sangat kompleks.

Dalam proses co-branding ini, produk baru hasil dari co-branding harus mampu dikomunikasikan terlebih dahulu, jadi harus terlebih dahulu dibuat brand awareness-nya.

Konsumen dari tiap merek produk yang melakukan kolaborasi harus memperoleh informasi terkait produk co-branding dan kelebihan apa yang nantinya bisa mereka peroleh. Lalu, harus dibuat juga brand image dari merek baru ini, yang mana image tersebut nantinya harus mampu mengakomodir seluruh brand yang sudah dibuat dari merek-merek yang berkolaborasi.

Bahkan, seringkali diperlukan penciptaan loyalitas hingga pada titik tertentu agar bisa membuat produk co-branding yang mampu memberikan penjualan sesuai dengan target.

 

3. Peningkatan Market Share dan Brand Awareness

Harus kita akui bahwa salah satu tujuan dari co-branding ini adalah untuk memperkenalkan merek produk yang satu ke konsumen dari merek produk yang lainnya.

Seperti yang sudah kita ketahui juga bahwa setiap merek produk pasti sudah mempunyai pelanggan yang loyal, jadi dengan melakukan co-branding, diharapkan akan terjadi peningkatan konsumen dan pada akhirnya akan terjadi peningkatan market share.

Dengan kehadiran produk co-branding, konsumen yang pada mulanya belum mengenal produk lain pada akhirnya bisa mengenal produk tersebut.

 

4. Profitabilitas yang Lebih Tinggi

Kelebihan terakhir dari menerapkan co-branding adalah tercapainya tingkat penjualan dan meningkatkan profitabilitas. Hal ini dikarenakan co-branding mampu meningkatkan buying power dari konsumen.

Artinya, tiap produk pasti mempunyai persentase konsumen dengan buying power yang tinggi. Contohnya, produk merek A mempunyai rata-rata konsumen sebesar 75% dan konsumen dengan tingkat buying power yang tinggi, yakni sebesar 25%.

Lalu produk merek B mempunyai konsumen rata-rata sebanyak 70% dan konsumen dengan buying power yang lebih tinggi lagi, yaitu 30%.

Jika kedua produk tersebut dijual secara terpisah dengan tingkatan harga yang tinggi, maka setiap merek produk ini hanya akan dibeli oleh 25% dan juga 30% total konsumennya.

Sedangkan bila mereka melakukan co-branding, maka akan sangat mungkin untuk menghasilkan penjualan yang lebih dari 25% dan 20%. Kenapa? Karena dengan melakukan co-branding, maka akan menghasilkan produk dengan harga dibawah dari total seluruh produk yang melakukan kolaborasi.

Itu artinya, akan terjadi peningkatan penjualan, hasil dari meningkatnya daya beli konsumen, dan peningkatan penjualan tersebut artinya adalah peningkatan total keuntungan perusahaan.